09/09/07

dari Wimar Witoelar di perpektif.net

Peristiwa Mei 1998 membingungkan sebab faktanya belum pernah terungkap. Kepentingan penguasa pada umumnya adalah mengubur peristiwa itu sebagai kecelakaan sejarah. Upaya penyelidikan dan penegakan hukum selalu menjumpai jalan buntu. Akhirnya orang percaya apa yang ia ingin percaya. Bagi yang tidak mau merepotkan hidupnya, kenangan Mei 1998 dikesampingkan dari ingatan.

RiotPoints.jpg

Begitu besarnya skala kesedihan dan kekejaman di bulan Mei 1998 sehingga orang tidak bisa menangkapnya. Dalam proses seleksi kognitif massal, masyarakat berpaling dari kenyataan dan melanjutkan kehidupan seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Memang muncul protes keras terhadap kekerasan dan simpati bagi para korban, tapi kecenderungan orang untuk tidak membahayakan dirinya meluputkan para pelaku dan perancang peristiwa Mei 1998 dari sangsi yang seharusnya berjatuhan dalam skala besar.

Perspektif Online. 16 May 2006

Tidak ada komentar: